Naik Berat Badan



Jarum pada timbangan analog telah melewati angka 60 dan berhenti di titik tengah menuju angka 70.


Sambil menunggu biji kopi arabica yang kupesan selesai digrinding, iseng aku menginjak timbangan badan di sudut ruangan.


"Giling halus ya mas?" tanya penjual memastikan.


Aku hanya mengangguk, sambil mengingat kapan terakhir kali menimbang badan, sekitar 3 bulan lalu saat berkunjung ke Pustu.


Kala itu masih pada angka 59kg, angka ideal meski telah mengalami kenaikan sekitar 5kg.


Ya, sejak usia 17 hingga sekitar 3 tahun terakhir, berat badanku tak beranjak pada angka 52, 53, dan 54.


Tentu angka 60+ itu mengejutkan.


"Sudah selesai mas," ucap penjual kopi sambil menyodorkan kemasan bubuk arabica 200gram yang telah digiling halus.


Aku menyodorkan selembar uang bergambar Ir. Djuanda dan lekas meninggalkan kedai kopi.


Sepertinya benar, seiring bertambahnya usia, masa otot menurun dan lemak bertambah, kecuali yang rutin olahraga, terkhusus angkat beban.


Di depan cermin aku mendapati diriku yang masih tampak kurus meski pipi mulai tebal.


Jika timbangan analog tadi benar, sesuai konsultasi IMT/BMI, aku mengalami kelebihan berat badan sekitar 5kg.


"Namun jangan khawatir, bisa saja itu penambahan masa otot," ucap seseorang dari balik telepon.


Masa otot? Aktivitas fisikku tak terlalu banyak dan lebih sering berada di depan layar monitor.


Angkat beban atau aktivitas fisik lainnya juga sama, seperti tahun-tahun sebelumnya, tak ada penambahan, mungkin justru berkurang.


Sekadar push up dan angkat dumble, atau jalan kaki, itupun tak tentu.


Artinya, jika ada kenaikan berat badan, kemungkinan itu lemak, bukan masa otot, kan?


Orang-orang mungkin akan menertawai ketika aku bilang "kelebihan berat badan".


Sejak dulu aku tampak kecil dan kurus, tidak terlalu tinggi (untuk menyebutnya tidak pendek), dan kini khawatir soal berat badan?


"Itu berlebihan, lagian makanmu juga sedikit," celetuk yang lain.


"Ya tapi sering," timpalku.


Obrolan soal kondisi tubuh menjadi tren dan itu positif, di kalangan remaja, mereka berbincang soal work out dan punya cukup waktu untuk menjalaninya.


Padahal, metabolisme mereka masih berjalan maksimal.


Di kalangan kelompok dewasa awal, obrolan menyangkut tubuh fit di tengah deruan aktivitas dan tantangan hidup.


Berpikir memerlukan cukup kalori namun tak serta merta menggerus lemak yang menggumpal.


Jika masa otot sudah mulai menurun maka aktivitas fisik harus ditekuni dan makan secukupnya, sesuai hitungan kebutuhan kalori.


Bertahun-tahun aku kerap minder dengan tubuhku yang kurus, dan tiba-tiba merasa harus mengurangi berat badan.


Mungkin itulah definisi manusia yang lebih sering bergulat dengan pikirannya sendiri.


Tabik,

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak