Acara penutupan panitia Musyda III PDPM di Warung MakNyak |
Belakangan ini banyak yang bertanya, kapan pengukuhan PDPM?
Pertanyaan itu muncul karena telah masuk penghujung Oktober, waktu yang sebenarnya tidak terlalu lama, dan tak terlalu cepat, untuk menanyakan hal tersebut.
Mengingat betapa banyak "hal-hal yang belum terselesaikan" meski Musyda telah berakhir.
Sebelum SK baru diterbitkan PWPM, secara legitimate sebenarnya PDPM masih menjadi tanggungan periode sebelumnya.
Namun nyatanya tidak demikian, formatur terpilih langsung "bekerja" di satu sisi, meski di sisi lain harus menyusun struktur baru.
Segala bentuk undangan, dlsb dialamatkan ke formatur terpilih, dan entah kenapa hal itu terjadi.
Sementara ketua PDPM terpilih ingin komposisi "kabinet" dibuat gemuk agar merangkul lebih banyak kader.
Nantinya, masing-masing bidang bisa memainkan perannya, sehingga terjadi distribusi peran yang maksimal.
Tidak semuanya terpaku ke KSB, dan agar organisasi sebagai sebuah struktur, sistem bisa berjalan.
Karena jumlah formatur ada 11, dan 3 di antaranya menjadi KSB, maka 8 sisanya menjadi wakil ketua bidang PDPM.
Masing-masing wakil ketua mencari 1 wakil sekretaris dan 2 anggota yang sebisa mungkin punya frekwensi yang sama.
Itu artinya, struktur PDPM nanti akan cukup "gemoy" karena berjumlah 35 orang.
Artinya pula KSB nanti akan lebih banyak ke urusan administratif daripada peran praksis, dan seharusnya memang demikian.
Itu aspek organisasinya, belum aspek-aspek yang lain.
Setelah formatur selesai menyusun struktur PDPM 2023-2026, draft itu kemudian diberikan ke PDPM sebelumnya untuk dimintakan rekomendasi PDM sebagai bahan pengajuan SK ke PWPM.
Artinya, PDPM yang lama lah yang bertanda tangan dalam pengajuan SK pengurus baru, khususnya ketua dan sekretaris.
Saat ini, struktur "gemoy 35" sudah terbentuk, tugas formatur telah tertunaikan, tinggal pengajuan SK.
Musyda telah berakhir, namun peralihan kepemimpinan masih dalam proses dan itu belum tentu mudah.
Jadi kapan pengukuhan PDPM yang baru? Saya pun juga, yang salah satunya, menanyakan hal tersebut.
Tabik,