Salah satu hal menarik ketika ada agenda di suatu hotel adalah: apa saja menu breakfastnya?
Breakfast menjadi berbeda dibanding sajian lunch atau dinner, karena menunya lebih bervariasi.
Mulai dari menu pembuka, menu berat, penutup, ditambah aneka jenis minuman.
Sarapan adalah momentum "wisata kuliner", apalagi di hotel bintang 4 dan 5.
Ketika ada agenda di Santika Premier Gubeng, Surabaya. Mataku tertuju pada menu-menu tradisional.
Diawali dengan bubur sumsum kacang ijo yang khas bintang 4, juga cilok kukus yang lembut dan gurih, belum lagi Soto Babat yang kuah rempahnya begit memikat.
Minggu ini, akhirnya bisa menikmati (lagi) wisata kuliner, di Hotel Santika, namun di Blitar.
Apakah menu sarapannya sama seperti Santika Premier, Gubeng?
Jam 07.45 aku memasuki tempat sarapan, berkeliling ke semua meja, mencari menu yang pas.
Meski hotel yang sama, namun manajemen di setiap daerah mungkin berbeda. Bayangan menu seperti di Gubeng ternyata tak tampak, meski ada makanan tradisional.
Ada gado-gado, besoknya lontong sayur ayam pop, yang gurih. Ada wingko dan ... nogosari, meski dengan kemasan lebih kecil dibanding nogosari yang ada di pasar.
Menu tradisional inilah yang aku cari, meski ada menu lain seperti waffle, roti panggang, omelette, dan lainnya.
Lidahku sepertinya memang lidah tradisional.
Dari segi tampilan, nogosari "bintang 4" ini biasa saja, namun rasanya ... yummy.. gurih, manis, lembut pas. Rasanya mirip pudak, meskipun lebih lembut.
Nogosari adalah kue tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa. Kue ini terbuat dari adonan tepung beras yang dicampur dengan santan dan gula, lalu diberi isian berupa potongan pisang.
Adonan dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang. Nogosari memiliki tekstur lembut dan rasa gurih manis, yang khas dari perpaduan tepung beras dan santan dengan pisang di tengahnya.
Apa ini nogosari buatan koki bintang 4?
Karena rasanya memanja lidah, aku pun mengambil 3 bungkus lagi, bersanding dengan waffle yang disiram madu kental.
Sarapan di hotel tak pernah makan nasi, meski tersedia nasi putih, nasi goreng, atau nasi goreng kare. Ada juga menu chicken, beef, capcay, dll.
"Gak pake nasi?" seorang teman bertanya.
Aku terbiasa sarapan tanpa nasi, dan lagipula, nanti jam 11.30 juga jadwal break makan siang.
Jarak antara sarapan dan makan siang terlalu dekat, apalagi dengan aktivitas (hanya) di ruangan ber-AC, duduk, dan mendengarkan.
"Nasinya nanti siang saja," jawabku.
Lagipula, masih tersisa 5 hari untuk mengeksplorasi lebih banyak apa saja menu makanan di hotel mewah ini.
Tabik,