Belum sempat saya menyeduh kopi di Guest House LEC--tempat menginap panitia--ada info jika Prokopim Bupati sudah hadir, pagi sekali sekitar jam 07.00.
Prokopim adalah bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan, yang mengatur agenda kegiatan Bupati, sekaligus mengkondisikan lokasi sebelum sang pejabat datang.
Hari sebelumnya, Prokopim juga bertanya jumlah peserta, list undangan lengkap dengan nama dan jabatannya, hingga warna almamater Pemuda Muhammadiyah.
Kursi paling depan pun diberi tanda tulisan: Bupati, bersimbol Garuda.
Sayangnya, budaya karet sudah menjangkiti kawula muda, sebab hingga jam 09.00 tingkat kehadiran baru 40%. Alamak.
Bupati yang sedianya dijadwalkan menghadiri acara Musyda, dioper jadwal untuk membuka acara lomba balap sepeda anak-anak di Kankab.
Lalu ada kabar jika beberapa PCPM belum mendapat surat undangan Musyda.
Saya yang mulanya protes ke beberapa orang agar cepat hadir ke LEC, justru diprotes balik perihal undangan yang belum dikirim. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.
Memang, sejak sebelum Rapimda sudah ada dinamika di internal PDPM, dampaknya bisa sangat sistemik.
Namun ya begitulah organisasi yang sedang tumbuh (semoga), ada sepercik persaingan, dan tidak lagi terkesan: siapa-siapa aja yang mau jadi pimpinan.
Lanjut ke pembahasan awal, agar tak semakin molor, maka acara dimulai tanpa Bupati, dan Bupati akan hadir menyesuaikan jadwal.
Semua tamu undangan selain Bupati sepertinya juga hadir, mulai dari Kesbangpol, Camat Garum, KNPI, GP Anshor, Dandim, Polres dan langsung dihadiri oleh ketua PWPM Jatim.
Sidang komisi yang sakral dan penting itupun harus tergerus waktu sehingga hanya bersifat seremonial, sekadar gugur kewajiban.
Dalam Musyda III ini, posisi saya sebagai Steering Committee (SC). Ketua panitia/OC adalah Ahmad Baihaqi, sekretarinya Harits Hidayatullah, dan bendaharanya Falih Muizzudin/Zuzud. []
Tabik,
Ahmad Fahrizal A.