Catatan untuk Safari Ramadan Berikutnya



Kali ketiga saya mengikuti Safari Ramadan, dan dari semua jadwal selalu mendapat lokasi berbeda.


Pada Safari Ramadan 2022, ada 7 lokasi yang dikunjungi, jumlah personil 6 orang. 


Tahun berikutnya, menjadi 5 lokasi dengan jumlah personil menjadi 4 orang. Jumlah tim diperbanyak, dan agenda Safari yang biasanya 7 hari dipangkas dalam 5 hari. Format yang sama dipertahankan tahun ini.


Safari Ramadan adalah tradisi yang baik untuk menyapa "ujung tombak" dakwah Muhammadiyah yaitu Masjid dan Mushola, yang tersebar di seantero Kabupaten Blitar.


Kebetulan, sebelum diikutkan agenda Safari Ramadan, saya dan Pak Bukhari Muslim sempat berkeliling dalam tugas penulisan sejarah Muhammadiyah Kabupaten Blitar.


Merasakan Shalat Ashar di Masjid Ar Raudhah, Kaliboto, Wonodadi. 


Mengikuti tasyakuran Ramadan di Masjid Arrohmah, Babadan (komplangan), sekaligus Tarawih perdana di Masjid Salsabila, Dukuhsari Ampelgading, Selorejo.


Shalat Dhuhur di Masjid Muhajirin, Banyu Urip, Wonotirto. Sekaligus mampir Pantai Keben yang jalannya ekstrem itu.


Kehujanan dan mampir berteduh di ruko Pasar Wates, hingga pulang hampir tengah malam dari Binangun, melewati jalan berkelok Panggungrejo.


Safari Ramadan pun melengkapi kunjungan, karena 3 hari pertama mendapatkan jadwal ke Jirak Kerep, Kesamben. Celeng, Gandusari dan Purworejo, Wates.


4 hari berikutnya mendapat lokasi yang relatif dekat yaitu di Garum, Talun, Nglegok dan Ponggok.


Dari kunjungan tersebut, saya baru tahu ada perbedaan antara satu Masjid dengan Masjid lain, Mushola satu dan Mushola lainnya. Termasuk corak dan kultur jamaahnya.


Ternyata, tidak semua Masjid/Mushola tujuan Safari adalah milik Muhammadiyah, dalam artian sertifikat wakaf dan garis koordinasinya di bawah Muhammadiyah.


Ada Masjid "plat merah", ada juga Masjid keluarga atau milik suatu yayasan yang punya kedekatan historis dengan Muhammadiyah. Masjid/mushola ini kita istilahkan saja "afiliasi Muhammadiyah".


Meski secara legal formal bukan milik Muhammadiyah, namun pengelolanya adalah aktivis Muhammadiyah yang ingin tetap tersambung dengan Muhammadiyah.


Perbedaan Masjid tersebut disatu sisi juga berkaitan dengan corak jamaah, serta konten yang akan dibawakan oleh Tim Safari Ramadan.


Misalnya, ketika yang dikunjungi adalah Masjid milik Muhammadiyah dan jamaahnya pun sebagian besar aktivis, warga atau simpatisan Muhammadiyah, maka konten ke-Muhammadiyahan bisa dengan leluasa disampaikan, termasuk di dalamnya terkait keorganisasian.


Jika yang dikunjungi adalah Masjid afiliasi Muhammadiyah, perlu analisis terkait konten yang akan disampaikan.


Hal ini penting karena salah satu tujuan Safari Ramadan, disamping silaturahim, juga momentum untuk menyampaikan informasi dan dialog terkait keorganisasian.


Konten Safari Ramadan sejauh yang saya tangkap adalah hasil dari Kajian Ramadan PWM plus kebutuhan untuk pergerakan lokal.


Tahun lalu misalnya sosialisasi hasil Musyda, dan anjuran untuk segera Musycab dan Musyran, tahun ini adalah sikap Muhammadiyah terhadap hasil pemilu 2024.


Konten yang harus selalu dikuatkan adalah terkait kalender Hijriyah Global yang terus diperjuangkan Muhammadiyah, termasuk metode hisab yang digunakan bahkan sejak era KH. Ahmad Dahlan, ketika negara dan Departemen Agama belum terbentuk.


Lalu, yang lebih penting dan harus selalu disampaikan adalah keberadaan organisasi otonom sebagai wadah estafet perkaderan. Ini penting dan urgent.


Safari Ramadan 2022 lalu personilnya dilengkapi oleh kader Ortom, tahun ini tidak ada.


Dalam satu tim, minimal ada perwakilan kader ortom, agar komplit. Mereka pun juga akan tahu kondisi jamaah Muhammadiyah di berbagai tempat dan punya pengalaman langsung bersentuhan dengan akar rumput.


Meskipun ini akan berimbas pada pembengkakan anggaran, terutama transport. Namun pemangkasan anggaran akhir-akhir ini semoga justru bisa memperluas jangkauan.


Selain itu, tidak adanya representasi dari Aisyiyah dan NA dalam tim Safari Ramadan mungkin juga perlu dipertimbangkan. Meskipun agak berat.


Tabik,

Ahmad Fahrizal Aziz

Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani




Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak