Regenerasi IMM Blitar dan Babak Baru Perkaderan


 

Pertengahan 2015, selepas Idul Adha, kami berempat menyusun pertemuan di Kedai Susu Segar (KSS) perempatan Kawi.

Itulah pertama kali berjumpa Kang Atim, Kang Khabib dan Ibnu. Mereka adalah tim awal pendirian IMM Blitar chapter II, setelah sebelumnya, di tahun 2000-an juga sempat berdiri.

Hadirnya IMM di Blitar memang sempat saya dengar, sekitar tahun 2013, saat masih berkecimpung dalam korps. Instruktur Malang.

Sebagai orang Blitar, tentu bahagia ketika berdiri IMM di sana, yang itu berarti babak baru "perkaderan di kampus" telah dimulai.

Itu penting bagi Muhammadiyah, sebab kader IMM pastilah seorang mahasiswa, berada dalam locus akademik pendidikan tinggi.

Mereka akan sangat dibutuhkan oleh organisasi yang punya tagline berkemajuan ini.

Hadirnya IMM sekaligus melengkapi formasi 7 organisasi otonom (ortom), biasanya IMM paling akhir terbentuk dibanding ortom lainnya.

***

Mereka bertiga ternyata membawa kabar buruk saat itu: IMM Blitar tengah vakum pasca musycab pergantian ketua.

Saya berharap ada informasi menggembirakan tentang IMM Blitar, namun yang terjadi justru sebaliknya.

Dengan segenap usaha kami pun mengatur agenda demi agenda untuk "menghidupkannya" kembali.

Tidak sulit sebenarnya, sebab ada banyak jebolan IPM Blitar yang kemudian berkecimpung di sana dan menghidupkan kembali IMM Blitar.

***

Kader IMM pasti akan sangat dibutuhkan Muhammadiyah karena mereka punya kapasitas mumpuni sebagai kader yang mengenyam pendidikan tinggi.

Beberapa persoalan seperti kekurangan Da'i, Khotib, administrator organisasi dan lain sebagainya relatif bisa teratasi karena adanya IMM.

Tentu sebagai kader yang anggotanya adalah mahasiswa, penggemblengan intelektual, skill IT, kemampuan forum, pasti di atas rata-rata.

Terutama di era digital seperti ini, peran kader-kader muda dari IMM sangat penting untuk mengakselerasi gerakan.

Urusan-urusan yang melibatkan skill seperti penulisan sejarah, membuat konten video, digitalisasi surat menyurat, dan semacamnya relatif memerlukan SDM terlatih dan kader IMM adalah yang paling pertama akan diharapkan.

Kader IMM harus mulai menyadari betapa "spesial" posisi mereka sebagai kader, sebab hanya mahasiswa lah yang bisa menjadi kader IMM.

Peningkatan kapasitas kader perlu menjadi pertimbangan utama, sebab itulah yang akan menjadi pertaruhannya.

Sebagai ortom yang seluruh anggotanya mengenyam pendidikan tinggi, terdidik, intelek dan profesional.

Semoga Musycab nanti menghasilkan formasi kepemimpinan yang lebih baik dan berorientasi pada penguatan kapasitas kader.

Blitar, 22 Februari 2023
Ahmad Fahrizal A.

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak