Kangen Band, 2006



Tahun 2006-2007, lagu-lagu Kangen Band sudah menjadi hits di berbagai radio, atau di kalangan remaja pengguna Ipod dan mp3 player, meskipun kasetnya belum terjual di toko.

Di kelas, beberapa teman rela menyemut di pojokan untuk mendengarkan single lagunya berjudul Penantian yang Tertunda. Tahun itu tak semua punya ponsel yang bisa memutar lagu.

Setelah hits, versi kasetnya baru muncul di pasaran, termasuk di gerobak-gerobak penjual kaset bajakan.

Kangen Band pun mulai manggung di televisi, dan responnya bermacam-macam. Ada yang mengapresiasi, ada yang kaget karena figure profilenya tak sesuai bayangan, bahkan di grup friendster sampai ada yang membuat page "anti kangen band".

Saya familiar dengan lagu-lagu Kangen Band karena setiap hari mendengarkan radio, acara favorit selepas magrib selalu memutar lagu pop terkini, dan banyak yang request lagu Kangen Band.

Padahal, tahun itu adalah persaingan ketat musisi atau grup band yang baru muncul seperti ST12, Nidji, Samsons, Letto dan sebagainya.

Meskipun saat itu CD/VCD originalnya belum dijual secara resmi, namun lagu-lagu Kangen Band bisa diunduh di kanal-kanal tak resmi seperti situs stafaband.info, mengunduhnya via IDM/Internet Downloader Manager.

Bagi saya yang terbiasa mendengar musik-musik pop rock, lagu-lagu Kangen Band sebenarnya tak masuk playlist favorit karena rata-rata melow, didukung dengan suara vokalisnya yang soft.

Andika, sang vokalis, sepertinya punya tipe suara khas lagu-lagu slow dan agak sulit membawakan lagu bernada tinggi. Dia masuk jajaran vokalis dengan "romantic voice".

Bayangkan dengan kebiasaan saya yang mendengarkan Dewa19, karena sejak SD sudah menjadi Baladewa--sebutan untuk fans Dewa19.

Saya masih ingat, salah seorang teman perempuan menebak jika vokalis Kangen Band--dengan model suaranya--adalah the next Duta Sheila On 7.

Duta adalah pemilik "romantic voice" nomor wahid kala itu, suaranya udah romantis dari sononya. Apalagi didukung dengan perawakan slim dan wajah manis, katanya.

Saya pun sepakat, meski Duta punya beberapa kelebihan pada teknik vokalnya, terutama pada nada tinggi. Artinya, Andika masih jauh jika dibanding Duta SO7.

Akan tetapi, setiap vokalis punya ciri khasnya masing-masing. Andika--dengan musik Kangen Bandnya--punya ciri khas dan karakter yang kuat. Suaranya blend dengan musik. Bahkan, kita sudah mengenali karakter vokalnya sebelum melihat orangnya.

Awal kemunculannya di televisi, hujatan demi hujatan berdatangan. Mulai dari hujatan fisik, fashion, hingga kualitas suara.

Deretan thread di Kaskus dan unggahan friendster banyak mengupasnya. Namun disamping hujatan, juga selalu ada dukungan.

Di salah satu stasiun televisi, Kangen Band menjadi bintang tamu sebuah ajang pencarian bakat. Selepas manggung, Andika sang vokalis semacam mendapat direct bullying oleh dua MC senior kala itu, meski dibungkus dengan humor. Salah satu obyeknya adalah gaya rambut.

Dari semua personel Kangen Band, Andika lah yang paling mendapat sorotan, dan paling (mungkin) mendapat tekanan mental.

Padahal, personil Kangen Band juga ada yang goodlooking, misalnya sang pianis, tapi memang dalam sebuah band, vokalis adalah pemeran utamanya.

Saya sendiri, saat pertama mendengar lagu Kangen Band khususnya pada vokal Andika, merasa jika cara nyanyinya begitu slow, seperti tak berenergi. Padahal vokalis perempuannya punya teknik yang oke.

Bahkan sambil bergurau kadang-kadang berujar: apa pas rekaman lupa belum sarapan ya?

Memasuki album kedua, saya mulai menyukai lagu Kangen Band berjudul Doi. Mungkin itulah lagu Kangen Band yang paling banyak saya dengar.

Terlepas dari itu, berada pada posisi Andika kala itu mungkin berat, terutama secara mental, tak terkira jumlah bullying/perundungan yang dialami yang secara spesifik menyerang fisik.

Tetapi, dia sepertinya menyadari diri sebagai pendatang baru, beradaptasi dengan ketat dan kejamnya dunia hiburan sampai dia berhasil membangun brand image Bambang Tamvan, meski pernah jatuh karena kasus narkoba.

Namun belakangan, dia seperti dilecehkan oleh pendatang baru, lebih junior darinya dan tumbuh karena lagu cover. Mungkin dia geram juga.

Saya saja--meski bukan pendengar setia musik Kangen Band--merasa harus menulis ini agar senantiasa menghargai karya orang dan tidak mudah merundung karena alasan fisik, gesture dan semacamnya.

Lagipula, Kangen Band muncul membawa orisinalitasnya tersendiri, Doddy sebagai "otak" dari band ini adalah seorang pencipta lagu handal. Terlepas lagu-lagunya masuk selera kita atau tidak, namun orisinalitas itu penting.

Sejak kemunculannya, Kangen Band dianggap membawa unsur Pop Melayu, punya basis pendengar setia di akar rumput. Lagu-lagunya dianggap merakyat dan tidak elit. []

Blitar, 29 April 2022

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak