Yang Lebih Penting dari Kisah Cinta Minke-Annelis


Ahmad Fahrizal Aziz


Dua novel karya Buya Hamka sudah difilmkan : Tenggelamnya kapal Van Der Wijck dan Di bawah Lindungan Ka'bah.


Sekilas, jika penonton ditanya apa cerita besarnya? Mungkin akan banyak yang menjawab kisah cinta. Tidak salah, sebab memang ada kisah cinta di dalamnya. Kisah cinta yang sama-sama kandas.


Meskipun ada kompleksitas yang hendak disampaikan Buya. Tentang Islam yang menentang kesukuan dan kasta. Yang satu tidak bisa bersama karena berbeda suku, yang satu lagi karena beda kasta ekonomi.


Semoga pesan besar itu tertangkap oleh penonton. Bukan sekadar kisah tragis dan asmara yang mangharu biru, atau ketampanan dan kemolekan pemerannya saja.


Termasuk ketika "Dilan" di-filmkan. Yang populer adalah gombalan-gombalannya, atau perjuangannya mendapatkan hati Milea.


Padahal ada karakter lain dalam sosok Dilan. Memang sering terlibat tawuran, tetapi Dilan punya jiwa pemberani, penentang ketidak adilan, mudah bergaul dengan orang, perhatian, apa adanya, dan smart.


Tiap tokoh dalam sebuah novel memang menyimpan karakternya tersendiri, yang itu sulit ditirukan dengan sempurna, apalagi dikonversi dalam sebuah lakon drama.


Setiap mereka yang hendak memerankan tokoh dalam novel, sudah terikat dalam norma umum. Sebagian besar pasti mengecewakan, sebab goresan pena lebih mampu melecutkan imajinasi, ketimbang tampilan visual yang tinggal dinikmati.


"Bumi Manusia" nanti, ketika menjadi sebuah film, mungkin akan lebih menonjol kisah asmara Minke dan Annelis. Tokoh lain, seperti Sanikem/Nyai Ontosoroh, mungkin tak begitu digubris. Padahal tak akan terjalin kisah Minke dan Annelis tanpa Nyai Ontosoroh.


Minke yang, menurut Pram, adalah "penjelmaan" dari Raden Mas Tirto Adi Suryo, memiliki karakter besar seorang bangsawan, kritikus, serta penulis yang mahir.


Dalam opera, sosok Minke diperankan oleh Reza Rahardian, pewatak ulung. Reza bisa memerankan sosok B.J Habibie dengan nyaris sempurna. Reza juga memerankan sederet tokoh besar lain seperti H.O.S Tjokroaminoto dan Sosro Kartono.


Maka tak berlebihan jika Minke dalam "Bumi Manusia" menjadi perbincangan luas, sampai muncul petisi menolak Iqbal Cjr sebagai pemerannya. Butuh waktu bagi Iqbal untuk meyakinkan publik.


Tetapi untuk siswa HBS, rasanya Reza Rahardian terlalu senior. Termasuk jika diperankan Adipati Dolken, yang aktingnya dalam beberapa film cukup memukau.


Berlebihan? Sepertinya tidak. Ekspektasi publik begitu tinggi untuk novel ini. Publik, terutama pembaca novel, ingin film ini "mendarat" dengan aman. Barangkali juga banyak sutradara yang ingin memfilmkan novel legendaris ini, tetapi mengurungkan niatnya.


Kisah cinta Minke dan Annalis memang syahdu, sekaligus pedih. Sebab pada akhirnya Annalis menyerah pada keadaan. Mereka pun berpisah. Cinta terhalang oleh stigma.


Tetapi ada yang lebih penting dari sekadar kisah asmara mereka berdua. Apa itu? Silahkan baca sendiri. []


Blitar, 29 Mei 2018


Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak