Saat usia di atas 40 tahun, mungkin orang mulai memperhatikan soal makanan, apakah sehat atau tidak? Apakah beresiko? Tentu setiap makanan akan mengandung resiko, tinggal apakah pengaruhnya secara drastis atau tidak.
Beberapa kasus kematian, yang terbilang dadakan, sering karena terlalu banyak makan. Seperti, terlalu banyak makan durian, atau terlalu tinggi tingkat konsumsi gula.
Tubuh ternyata punya takarannya sendiri.
Salah satu penyakit yang paling dirisaukan, terutama bagi yang berusia di atas 40 atau 50 tahun, adalah diabetes. Dulu istilah ini sangat asing, sekarang menjadi sangat familiar. Sebab ya, banyaknya yang terserang.
Diabetes pun ternyata banyak macamnya, dan bisa berkaitan dengan penyakit-penyakit lain yang seirama, seperti misal darah tinggi dan stroke.
Sekarang apa makanan yang tidak mengandung gula? Kue, camilan, minuman, bahkan jamu pun ditambah gula, demi menetralisir rasa pahit. Padahal namanya jamu ya harusnya pahit, namanya obat pasti tidak enak.
Saya juga baru tahu bahwa diabetes bisa membuat pandangan mata kabur, seperti rabun plus, rabun dekat. Bahkan pada taraf tertentu, bisa menyebabkan kehilangan penghilatan. Apa karena juga terlalu banyak konsumsi gula?
Setidaknya itulah yang dialami tetangga saya. Ketika terakhir saya menjenguk di rumah sakit, penglihatannya sudah hilang. Hanya masih bisa bercakap, dan mendengar dengan baik. Segala macam pengobatan sudah di tempuh, meski akhirnya Tuhan berkehendak lain, bapak itu meninggal.
Salah satu dampaknya lagi, bahwa diabetes menyusutkan badan. Ada yang dulu bertubuh ideal dan segar bugar, karena terserang diabetes menjadi susut, kurus, dan tulang pipinya terlihat. Apa karena terlalu banyak konsumsi gula?
Entahlah, namanya penyakit memang sulit diterka. Kadang yang sudah hidup serba sehat, dengan pola makan yang baik, dan rajin olahraga, juga bisa terserang penyakit. Begitupun sebaliknya.
Ada juga yang mungkin sejak muda sudah didera penyakit, namun ternyata berumur panjang. Tapi tak sedikit pula, yang menerapkan hidup sehat, rajin olahraga, dan kesehatannya pun terjaga. Manusia hanya mampu berikhtiar.
Betapa ternyata, makanan yang kita kunyah sehari-hari, yang terasa gurih nan nikmat, menyimpan "bom waktu" kemudian hari. Apalagi jika konsumsinya tak beraturan.
Betapa ternyata, banyak yang tumbang karena diabetes, yang faktor utamanya dari makanan atau minuman, dari hasrat yang tak terbendung dari lidah kita sendiri, yang rasanya jadi pahit dan asam jika tidak mencicip yang manis-manis.
Semoga kita mampu mengontrolnya. []
Blitar, 28 April 2018
Ahmad Fahrizal Aziz