“Mungkinkah jika diadakan semacam diskusi buku rutin disini?” tanya saya, disela-sela obrolan minggu pagi (14/01). Sembari kegiatan kumpul rutin penulis Blitar, yang sekaligus hari itu kedatangan “para peminat baru”, Pak Budi Kastowo yang juga pustakawan Perpus Bung Karno tersebut menjelaskan program yang bernama “aku membaca untukmu”.
Melihat betapa rendahnya minta baca bangsa Indonesia, sebab sebelum kultur baca terbentuk, kita sudah dibombardir oleh ponsel pintar yang beraneka jenisnya, sehingga membaca buku semakin ditinggalkan, dan disatu sisi mencipta rasa malas untuk membaca buku.
(Ngobrol dengan Pak Budi Kastowo) |
Pemerintah pun agaknya mulai menyadari hal ini, sehingga literasi digencarkan ke sekolah-sekolah. Salah satu caranya dengan mewajibkan siswa membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Semoga program semacam ini berhasil, meski tidak semua sekolah menerapkannya.
Selain itu, buku-buku di Perpustakaan Bung Karno, terutama bagian koleksi khusus bisa diakses oleh siapapun. Koleksi khususnya memang banyak berkaitan dengan Soekarno, tapi sebenarnya lintas disiplin. Kita bisa mengkaji beragam sejarah, ideologi, dan mungkin nilai-nilai perjuangan dari tokoh lain.
Di lantai II sebelah barat Perpustakaan Bung Karno terdapat tempat diskusi yang representatif. Tempat tersebut mungkin hanya digunakan sekali dua kali dalam seminggu. Setiap minggu siang FLP Blitar rutin kumpul disana, namun dibagian tempat baca. Bukan di kursi-kursi hitam yang berjejer banyak, sebab jumlah kami hanya sedikit. Maksimal mungkin hanya 20 orang.
agenda rutin FLP Blitar |
Lalu bagaimana dengan klub baca tersebut? tempat itu bisa dimanfaatkan untuk diskusi buku atau sharing bacaan. Pertama akan dibuat semacam klub kecil di grup WA, lalu siapapun bisa bergabung disitu. Agenda diskusi buku kemungkinan 2 minggu sekali. Dua minggu sebelum diskusi, kita akan informasikan buku yang harus dibaca.
Buku-buku tersebut bisa diakses di perpustakaan Bung Karno atau pada sesama anggota klub yang memilikinya. Setiap pertemuan akan dipilih satu atau dua anggota klub yang akan menceritakan isi buku tersebut, bergiliran. Peserta lain, yang masih malas membaca, boleh hanya menyimak menjadi pendengar, atau berpendapat dari bacaan lain.
Dalam forum ini, kita berupaya bagaimana agar memahami isi buku, meski tidak membaca sendiri. Jika dalam sebulan ada dua kali diskusi, maka dalam sebulan tersebut kita sudah menggali isi dua buah buku, yang belum tentu khatam kalau kita baca sendiri.
Klub buku ini akan berjalan santai dan informal. Pustakawan dari Perpus BK pun siap berbagi wawasan tentang buku yang pernah dibaca. Kita berharap siapapun bisa bergabung dalam klub ini, terutama yang masih malas atau tidak punya waktu untuk membaca. Tentu sangat disayangkan jika banyaknya buku disana, hanya menjadi pajangan dan tidak sempat kita akses.
Melalui klub ini, kita akan belajar memahami isi buku, meski tidak langsung membacanya. Sedikit demi sedikit, secara bertahap, kita berharap minat baca itu bisa tumbuh seiring waktu melalui upaya sederhana ini. Info selanjutnya menyusul. []
Blitar, 16 Januari 2018
Ahmad Fahrizal Aziz
www.fahryzal.com