Kalau marah dilampiaskan, itu biasa. Alaminya begitu. Setelah dilampiaskan, mungkin akan reda. Namun jika marah yang terlampau marah, pelampiasan apapun serasa tak berarti. Tak ada guna.
Diam bisa jadi pilihan. Diam. Membisu. Itu kemarahan yang sempurna. []
....
Ahmad Fahrizal Azis