Jika melihat kondisi kesehatannya sekitar sebulan terakhir ini memang memprihatinkan. Tubuhnya kurus. Kurus sekali. Bahkan jauh lebih kurus dari saya yang memang sejak dulu kurus. Dua tahun yang lalu dia tidak kurus, tubuhnya bagus, perutnya sixpack, aktif gym pula. Empat tahun sebelumnya, saat kami masih sama-sama di asrama, tubuhnya juga tak kurus-kurus amat. Proporsional lah.
Perubahan yang signifikan itulah yang membuat saya pun kadang bertanya-tanya. Tapi bukan itu yang membuat saya penasaran. Ada satu hal yang sampai saat ini belum berani saya tanyakan, nyali saya terlalu ciut. Saya pernah melihat dia dalam sebuah foto perkumpulan komunitas tertentu, komunitas yang siapapun mengetahuinya pasti akan menyisakan tanda tanya pula. Sayangnya, saya juga tidak tega hati untuk menyebut nama komunitas itu dalam tulisan ini.
Tapi saya tahu seluk beluk dan arah komunitas itu. Sejak masih menjadi wartawan, saya memang sedikit tahu banyak hal. Apalagi setelah ikut sebuah workshop yang melibatkan banyak orang yang berbeda-beda itu. Satu pertanyaan besar yang muncul : kenapa dia ada dalam acara komunitas itu? apa hanya ikut-ikutan? Saya kira tidak mungkin. Tidak semua orang mau dan punya nyali untuk ikut komunitas semacam itu. Resiko sosialnya cukup besar.
Dan kalau dia memang anggota aktif, itu berarti dia bagian dari komunitas itu dan itu berarti dia ... inilah hal yang belum sempat saya tanyakan langsung padanya, sampai kemudian dia telah tiada karena sebuah penyakit yang menggerogoti tubuhnya belakangan ini. Innallillah.
Saat mendengar kabar meninggalnya, saya terdiam lama. Dia mungkin tersiksa dengan penyakit yang menghancurkan tubuhnya. Penyakit yang tidak hanya merubah kondisi medis atas kesehatannya, melainkan juga merubah persepsi orang tentangnya. Dari yang terkenal smart, atletis, ganteng, menjadi kurus dan menyedihkan. Dia pasti menahan dua beban besar itu.
Ia mungkin juga menanggung beban lain, yang mungkin tak banyak orang lain tahu, dan saya pun juga belum sempat menanyakannya langsung. Beban hidup yang berkaitan langsung dengan pertanyaan awal saya tentang keberadaannya di komunitas itu. Segalanya serba menjadi misteri.
Selamat jalan. Kamu tidak lagi terbebani oleh itu semua. Tenang disana ya.
Blitar, 22 Oktober 2015
A Fahrizal Aziz
Tags:
Pertemuan