Happines |
Tidak semua orang memiliki konsep yang sama tentang kebahagiaan. Ada yang merasa bahagia dengan hal-hal kecil, ada juga yang merasa bahagia dengan hal-hal yang mewah. Disebuah kampung, saya pernah mendapati sebuah keluarga yang hidup sederhana, namun nuansa yang dihadirkan di rumahnya begitu tenang, damai, dan ceria. Ada pula keluarga yang hidup serba mewah, namun di dalamnya banyak konflik dan nuansa yang begitu menyesakkan. Keduanya ternyata memiliki nilai-nilai yang berbeda.
Tatkala saya pulang ke rumah, orang tua dan kerabat lainnya selalu menyarankan saya untuk pergi berlibur. Ini bertujuan agar saya tidak stress, mungkin karena terlalu banyak aktifitas yang saya kerjakan di Malang. Mulai dari kuliah, tugas-tugas majalah, hingga beberapa organisasi yang saya ikuti. Namun, saya tidak berfikir demikian. Bagi saya, perjalanan dari Malang ke Blitar dalam rangka pulang kampung itu, adalah rekreasi yang mahal. Inti dari rekreasi adalah membuat hati kita bahagia. Dan ketika perjalan pulang itu, hati saya begitu bahagia.
Selain itu, ketika di rumah, saya sering ditawari untuk pergi ke warung-warung mahal. Tujuannya agar bisa menikmati makanan yang enak. Namun saya lebih sering menolaknya. Karena bagi saya masakan yang dibuat oleh Emak saya, jauh lebih nikmat daripada restoran semahal apapun. Atau kalau memang tidak ada makanan di rumah, saya lebih memilih untuk masak sendiri daripada harus beli ke warung.
Di rumah pula, banyak tetangga maupun sanak kerabat yang prihatin dengan kondisi tubuh saya yag terlampau kurus ini. Mereka sering memberikan informasi tentang bagaimana agar tubuh gemuk. Namun saya hanya tersenyum. Bagi saya bukan itu yang terpenting, yang terpenting adalah tubuh yang sehat dan saya bisa terus berkarya. Itu merupakan nikmat yang tak ternilai harganya. Dan saya harus mensyukuri itu.
Dalam hidup ini, saya kerap kali menemukan kebahagiaan dari hal-hal yang sangat sederhana. Misalkan, ketika kita bisa menikmati segelas kopi di pagi yang sejuk, sambil membaca sebuah buku, itu sebuah kebahagiaan yang tiada tara. Mengingat di tempat lain masih banyak yang hidup dalam dentingan bom-bom karena daerahnya berkonflik. Untuk itu, kita harus mensyukuri nikmat ini.
Begitu banyak hal-hal sederhana yang membuat kita bahagia, tugas kita adalah untuk menemukan kebahagiaan tersebut. Karena banyak pula yang hidup dalam kemewahan yang melimpah ruah, namun kondisi hatinya tak begitu bahagia. Dia mampu membeli apapun, di bisa bepergian kemanapun, tapi dia tak mampu mendapatkan yang namanya kebahagiaan.
Kebahagiaan tidak selalu bersifat materiil, justru lebih banyak yang bersifat moril. Untuk itulah, perlu ketajaman nurani dan akal. Kebahagiaan bisa saja ada di situasi yang tak terduga. Maka dari itu, mari kita mencari dan menemukan kebahagiaan tersebut, agar hidup ini terasa indah dan kita bisa mensyukuri nikmat serta menikmati anugrah hidup ini. Wallohu’alam
22 September 2013
A Fahrizal Aziz
Tags:
Spirituality