Musik menjadi bagian penting dalam kehidupan saya. Mungkin masuk katalog khusus sebagai source of inspirasion. Musik adalah karya seni paling abstrak, karena hanya berisi lirik dan bias suara. Ia bisa dinikmati dengan sangat sederhana. Tak seberat membaca cerpen, novel, puisi. Tak butuh interpretasi visual seperti layaknya menilai sebuah lukisan. Cukup duduk, mengenakan headseat atau sound, musik bisa dinikmati dengan ringan. Nada dan irama bisa menghadirkan aksentuasi pada jiwa.
Sejak SD, saya sudah menikmati musik sebagai sebuah ‘soul’. Saya sering pergi ke penjual kaset bajakan pinggir jalan, yang satu kepingnya harga 4.000-an. Cukup mahal untuk ukuran anak SD kala itu. Ada juga kaset mp3 –yang juga bajakan—yang isinya bisa ratusan lagu, harganya 9.000-an. Tapi kalau kaset mp3 tak ada video klipnya. Sering saya membeli mp3, kadang sebulan sekali, setelah tabungan dirasa cukup.
Waktu SD, saya sangat suka dengan lagu-lagu Dewa19. Pernah membeli kaset mp3 khusus lagu Dewa19. Mulai dari vokalis Ari Lasso, saat masih bernama Dewa hingga Dewa19. Plus bonus lagu-lagu Ahmad Band. Serta beberapa lagu Ahmad Dhani yang dinyanyikan oleh Reza Artamevia, Agnes Monica dan sederat penyanyi lain yang saya lupa namanya. Selain Dewa19, saya juga suka lagu-lagu Sheila On 7. Khusus untuk Sheila on 7, saya merasa memiliki karakter vokal yang hampir sama dengan Duta. Lagu-lagu Sheila yang renyah dan santai, dengan lirik cerdas dan vokal khas, bisa dengan mudah saya nyanyikan. Beda dengan lagu-lagu slow rock Dewa19 yang nada tinggi itu. Bisa habis suara saya.
Kendati suka musik, dan mengoleksi banyak cd, vcd, dan dvd bajakan, tapi entah kenapa saya tak terlalu bisa bernyanyi. Suara saya cukup cempreng, susah menyanyikan nada minor. Saya juga tak bisa bermain gitar, apalagi piano, apalagi drum. Sedikit bisa main bass dan pianika, itupun lagu-lagu wajib seperti satu nusa satu bangsa dan maju tak gentar. Pernah punya band serabutan, yang pergi ke studio buat have fun saja. Tak pernah serius untuk manggung. Tapi saya juga pernah manggung, duet dengan penyanyi cewek waktu kelas dua SMA di moment perpisahan. Menyanyikan lagu religi ciptaan Opick berjudul ‘sedekah’.
Pernah juga bikin lagu, meski hanya sebatas lirik dan nada. Kalau dihitung, sudah lebih dari 10 lagu saya tulis. Ada dua lagu yang pernah dibikinkan aransemen gitar oleh teman saya yang bisa main gitar, tapi tak ada tindak lanjut setelah itu. Padahal, saya pernah membayangkan bahwa lagu itu akan masuk dapur rekaman dan meledak. Meledak di dapur rumah sendiri, maksudnya. :D
Akhirnya, karena nasib saya sebagai ‘musisi’ tak kunjung jelas, dan saya punya hobi lain di Ekskul Jurnalis, maka saya lebih asyik wawancara dan menulis. Sampai lupa kebiasaan bernyanyi, tapi masih rutin mendengarkan lagu. Masih rutin pula mendownload lagu-lagu, dan masih lumayan sering nonton video klip di youtube. Tapi wawasan bermusik saya cukup membantu saat saya menjadi penyiar radio. Jelek-jelek begini, saya dulu adalah penyiar radio yang punya pendengar fanatik. Sampai-sampai mereka –yang rata-rata cewek—rela pergi ke studio dan berharap bertemu dengan penyiarnya, yang diasumsikan berwajah ganteng dan menarik. Dan setelah bertemu aslinya... ya begitu lah. Sakitnya tuh disini. :D
Kemarin, dengan bantuan teman yang pandai mix audio aranger, saya berhasil mewujudkan satu misi yang sempat tertunda bertahun-tahun : bikin lagu. Lirik dan nadanya sangat fresh. Murni saya yang menulis dan saya yang menciptakan nada. Tapi aransemennya, copot sana copot sini. Musik instrumentalnya banyak mengambil petikan gitar yang sudah jadi. Misal kunci E dan E minor. Di potong dan disatukan sama D dan seterusnya. Jadi, tidak ada yang bermain gitar secara riil. Kecuali hanya hasil potong-potong :v beginilah, nasib seseorang yang tak bisa main gitar. Tapi ngebet bisa bikin lagu.
Dan lagu ini sangat orisinil. Silahkan menikmatinya secara gratis di situs soundcould berikut ini. Saya juga akan tuliskan liriknya di bawah ini. Lagu yang berjudul “Tapi ini Tapi itu” yang bercerita tentang seorang yang bingung karena teman/kekasihnya terus mendiamkannya selama beberapa hari. Selamat mendengarkan. Semoga anda ketagihan. Hehe
Lirik lagu ‘Tapi ini Tapi itu’ (TATU)
Cipt : A Fahrizal Aziz
I
Mungkin ini, Mungkin itu
Tapi tak ada yang tahu
Apakah ini, apakah itu
Aku nggak ngerti
II
Aku lelah, aku jengah
Jalani hari yang gundah
Lebih baik ku terdiam
Tak buru-buru bergumam
III
Karena waktu trus mendera
Dan dia tak jua bicara
Dengan apa ku menerka
Jika tak ada kata-kata
Reff :
Bicaralah duhai sayang
Jangan diam, jangan bisu
Mentari masih trus bersinar
Jangan redup dan tertutup
IV
Tapi ini Tapi itu
Tetap saja tak membantu
Rasa bersalah, makin membuncah
Melihatmu trus membisu
Back to II
V
Kenapa kau slalu begitu
Kenapa kau hanya membatu
Apa tak ada lagi cara
Agar engkau bisa bicara
Back to reff
VI
Dan diriku, masih disini
Menantimu untuk bicara
Aku mohon katakan sesuatu
Sebelumku pergi menjauh
.... Tapi ini, Tapi itu...
Tags:
Karya