sumber : Google |
Lama tak ngopi di depan stasiun kota Malang, malam itu saya diajak teman untuk pergi kesana. Pikiran saya, kami akan ngopi sambil duduk lesehan diatas trotoar yang disulap oleh para PKL (Pedagang kaki lima) menjadi tempat nongkrong – seperti yang biasa kami lakukan. Ternyata, depan stasiun kini sudah memiliki taman yang cukup bagus, dengan stand food court yang berada di sekitarnya. Taman itu tidak terlalu luas, tapi desainnya lumayan bagus.
Sebelum “mencicipi” suasana taman, kami mampir dulu untuk makan malam. Kami memesan dua mangkok soto babat. Malam itu, suasana lumayan ramai. Ada dua tempat duduk yang disajikan, kursi permanen dari besi dan lesehan. Tetap! Area lesehan tersebut awalnya adalah trotoar, tapi sudah dialih fungsikan untuk tempat nongkrong. stand food court –atau yang lebih dikenal dengan istilah Pujasera—ini sepertinya adalah desain langsung dari Pemkot, terintegrasi dengan taman turnojoyo.
Selesa makan, kami berjalan mengelilingi taman, tiga kali berpidah tempat duduk, hanya untuk sekedar merasakan suasana taman. Bagus. Kooperatif, dan nyaman. Saya turut senang karena Kota Malang menambah satu lagi taman kota, taman Turnojoyo. Setidaknya, taman-taman ini bisa menjadi alternatif bagi warga kota atau pelajar untuk Jalan-jalan atau sekedar refreshing dengan biaya murah.
sumber : google |
Tak perlu ke mall atau tempat hiburan yang mahal. Para pelajar sekolah bisa belajar bersama disini, para mahasiswa bisa diskusi sambil ngopi disini, para warga bisa bersantai atau olahraga pagi disini. Kalau lapar, tinggal mampir ke stand food court terdekat, dengan harga makanan yang terjangkau. Apalagi, rata-rata pengelola stand makanan ini tidak dimiliki satu orang, tapi dari UKM. Sehingga, turut menyuburkan ekonomi kerakyatan.
Saya baru paham ternyata taman kota memiliki manfaat yang begitu banyak, ketika mengikuti “kuliah” secara tak langsung dengan dua kepala daerah inspiratif : Bu Tri Rismaharini dan Kang Ridwan Kamil. Kedua kepala daerah ini, memprioritaskan taman kota sebagai agenda penting dalam kepemimpinannya. Kang Emil justru membuat program taman tematik, dan Bu Risma pernah dijuluki Bu Giman (gila taman).
Sumber : Google |
Abah Anton –walikota Malang—agaknya tidak mau ketinggalan. Dalam kepemimpinannya, beliau juga membuat taman baru, yang bisa menjadi RTH (Ruang terbuka hijau) yang kooperatif. Patut di acungi jempol. Semakin banyak taman, semakin baik. Apalagi, dengan dibangunnya Pujasera yang mengakomodir para pedagang kecil.
Kedepan, Pemerintah daerah dimanapun berada, harus pro terhadap ruang terbuka hijau, taman integratif seperti ini, dan tentunya kepada pedagang kecil yang sering digusur satpol PP karena alasan legalitas.
Selamat untuk Kota Malang, saya bangga menjadi bagian dari kota ini, meskipun kian hari tanda-tanda kemacetan lalu lintas semakin terasa. :)
Malang, 26 November 2014
A Fahrizal Aziz
Tags:
Singgah