Berguru ke desa Bendosari – Pujon (1)



Saya berkesempatan untuk mengikuti beasiswa magang kementrian agama RI yang berbasis pada pengembangan skill kewirausahaan. Selama 2 hari, kami di gembleng di Villa Toety Batu untuk persiapan magang. Magang akan dilaksanakan selama 1 bulan di desa Bendosari, Pujon. Yang terkenal dengan beberapa kerajinan. Mulai dari lampu hias, pertanian tomat, tusuk sate, menjahit, biogas, peternakan sapi perah, dan pembangkit listrik micro hidro memanfaatkan air terjun grojogan sewu.

1 bulan penuh selama bulan desember 2012, kami mengahabiskan waktu di desa yang terpencil tersebut.

Desa bendosari adalah salah satu desa yang cukup progresif di kawasan Pujon, Kabupaten Malang. sekalipun untuk mencapai tempat itu, butuh perjuangan ekstra. Terutama, bagi yang tak terbiasa dengan jalanan menanjak. Saya pribadi, memilih menaiki motor matic saya, tidak ikut rombongan lain yang menggunakan mobil. Saya ingin merasakan medan jalanan.

Desa bendosari memiliki pesona alam yang sangat indah, sejuk, asri dan masih dingin. Bahkan dinginnya masih melebihi kota batu. Malang Kota tak ada apa-apanya. Tak heran jika semua rumah didesa ini, menyimpan selimut tebal.

Acara pertama, serah terima pihak kampus dengan pihak desa. Kami langsung disuguhi susu kemasan, produksi desa itu. konon, di desa itu, tak usah membeli susu, cukup meminta. Pihak pengelola susu sudah menyediakan kuota untuk dibagi-bagikan.

Seterusnya, hampir setiap pagi, kami bisa menikmati susu secara gratis. Alhamdulilah.

Setelah serah terima, kami langsung menuju rumah penampungan. Kami akan menginap di rumah warga. Bukan penginapan, apalagi villa. Tak ada Villa disana, apalagi Hotel.

Untuk mencapai lokasi, kami harus menyusuri jalanan yang menanjak ke atas. Saya tak bisa membayangkan, betapa beratnya medan seperti ini, untuk sepeda motor matic. Rata-rata kendaraan bermotor disana sudah modifikasi, dan sepeda motor yang tahan terhadap kondisi jalanan.

Di desa tersebut juga terdapat sebuah masjid yang lumayan besar, namun pengerjaannya belum sempurna. Hanya kubah dan hiasan atasnya. Dari kejauhan, Masjid itu nampak indah sekali.

Hari pertama, kami membagi tugas. Ternyata, selain mendapatkan tugas untuk magang di beberapa industri kreatif disana, kami juga mendapatkan kosempatan untuk mengajar ngaji dan mengisi acara sore untuk anak-anak. Jadi, pagi hingga siang kami magang, sorenya kami mengajar ngaji. Belum lagi acara desa seperti khataman Qur’an dan diba’an. Kami diharapkan untuk ikut.

Ahmad Fahrizal Aziz

Blogger, Aktivis Literasi, suka jalan-jalan dan nongkrong

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di sini, terima kasih sudah mampir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak